1. Dengan metode membaca bisa mengingat 10%
  2. Dengan metode mendengar (audio) bisa mengingat 20%
  3. dengan metode melihat atau visual bisa mengingat sampai 30%
  4. Dengan metode audio-visual (mendengar dan melihat) bisa mengingat sampai 50%
  5. Dengan metode berbicara dan menulis bisa mengingat sampai 70%
  6. Dengan melihat, mendengar, berbicara, dan menulis dalam rangka pengalaman belajar bisa mencapai 90%.

Kerucut pengalaman ini digambarkan sebagai piramida yang menyusun berbagai metode belajar dari yang paling abstrak hingga yang paling konkret.

Semakin konkret metode pembelajaran, semakin tinggi kemungkinan seseorang untuk mempertahankan informasi yang telah dipelajari.

Kategori dalam Kerucut Pengalaman

Kerucut Pengalaman Dale terdiri dari tiga kategori besar, yakni:

  1. Pengalaman Abstrak: Merupakan metode pembelajaran pasif seperti membaca dan mendengar ceramah. Dalam level ini, keterlibatan peserta didik lebih sedikit.
  2. Pengalaman Ikonis: Melibatkan gambar, diagram, dan video sebagai media pembelajaran. Peserta didik bisa melihat visualisasi informasi, namun tetap dalam posisi yang relatif pasif.
  3. Pengalaman Langsung: Merupakan metode pembelajaran yang lebih aktif di mana peserta didik benar-benar melakukan sesuatu. Ini mencakup simulasi, dramatisasi, dan pengalaman langsung (seperti eksperimen laboratorium).

Dalam pembelajaran modern konsep ini masih sangat relevan. Dengan berkembangnya teknologi, metode pembelajaran berbasis pengalaman yang lebih konkret dapat lebih mudah dilakukan.

Misalnya, simulasi berbasis komputer, pembelajaran interaktif melalui video, dan bahkan realitas virtual (VR) telah membantu meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.

Menurut Dale, semakin peserta didik terlibat secara aktif dalam proses belajar, semakin besar kemampuan mereka untuk mengingat materi tersebut.

Oleh karena itu, di era pembelajaran digital saat ini, penerapan metode yang lebih aktif dan partisipatif sangat penting.

Manfaat dan Kritik terhadap Teori Edgar Dale