KAJIAN TEORITIK TEORI KONSTRUKSI SOSIAL

FAS – Artikel ini menyajikan pembahasan mendalam mengenai teori konstruksi sosial dan penggagasnya, yakni: Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.

Selain itu, artikel ini juga mengulas bagaimana aplikasi teori tersebut dan mengkritisinya dalam konteks media massa. Juga memperkenalkan konsep framing sebagai alat analisis yang relevan.

Kemudian artikel ini sebagai representasi dari teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman. fungsinya sebagai kajian akademis untuk menunjang kebutuhan teoritis.

Untuk informasi selengkapnya, simak review dan analisis jurnal berikut ini.

Isi Artikel

Bagian I: Klausul Teoritis “Konstruksi Sosial”

Permulaan artikel dalam jurnal ini dengan mengenalkan teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann sebagai kajian teoretis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan.

Teori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang memandang realitas sosial sebagai hasil ciptaan manusia melalui interaksi sosial. Realitas, menurut Berger dan Luckmann, dikonstruksi secara sosial (reality is socially constructed).

Penulis kemudian menelusuri akar pemikiran Berger dan Luckmann, yang banyak terpengaruh oleh fenomenologi Alfred Schutz (murid Edmund Husserl), serta pemikiran Max Weber, Emile Durkheim, Karl Marx, dan George Herbert Mead.

Menjelaskan asal-usul gagasan konstruktivisme dari filsafat, mulai dari Socrates, Plato, Aristoteles, hingga Giambattista Vico. Adanya pemaparan mengenai tiga macam konstruktivisme: konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, dan konstruktivisme biasa.

Bagian II: Asumsi dan Teori Dasar

Asumsi dasar teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann meliputi: 1) realitas adalah hasil ciptaan manusia. 2) Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial bersifat berkembang dan melembaga. 3) Kehidupan masyarakat dikonstruksi secara terus menerus. 4) Serta pembedaan antara realitas dan pengetahuan.

Proses konstruksi sosial ini terjadi melalui tiga momen dialektis simultan: Pertama eksternalisasi (penyesuaian diri manusia terhadap dunia sosio-kultural). Kedua objektivasi (interaksi sosial yang dilembagakan). Ketiga internalisasi (individu mengidentifikasi diri dalam lembaga sosial).

Momen tersebut berdasar pada tiga konsep entri: objective reality, symbolic reality, dan subjective reality. Bahasa memegang peranan penting dalam proses objektivasi dan legitimasi.

Selanjutnya, artikel membahas kritik dan pengembangan teori konstruksi sosial dalam konteks media massa. Berger dan Luckmann awalnya tidak memasukkan media massa sebagai variabel berpengaruh dalam teorinya.

Namun, perspektif “Konstruksi sosial media massa” kemudian muncul. Hal tersebut merevisi teori dengan melihat peran substantif media dalam proses eksternalisasi, objektivasi (subyektivasi dalam konteks ini oleh sumber lain), dan internalisasi.

Tahapan dalam konstruksi sosial media massa meliputi: penyiapan materi konstruksi, sebaran konstruksi, pembentukan konstruksi realitas, dan konfirmasi.

Bagian III: Aspek Framing

Bagian akhir jurnal secara ekstensif membahas konsep framing sebagai metode analisis untuk memahami bagaimana media menyeleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas. Framing didefinisikan oleh berbagai ahli seperti Robert M. Entman, William A. Gamson, Todd Gitlin, dan lainnya.

Artikel ini menjelaskan dua aspek framing: memilih fakta dan menuliskan fakta. Dimensi sosiologis dan psikologis dari framing juga diuraikan, termasuk pengaruh pemikiran Erving Goffman mengenai dramaturgi.

Model framing dari Entman (identifikasi masalah, interpretasi penyebab, evaluasi moral, dan rekomendasi penyelesaian) serta Gamson dan Modigliani (core frame dan condensing symbols) turut dijelaskan.

Penutup artikel menekankan kontribusi penting Berger dan Luckmann dalam sosiologi pengetahuan, meskipun ada kelemahan karena tidak memasukkan media massa dalam analisis awal mereka.

Pendekatan konstruksionis melihat framing sebagai proses konstruksi sosial untuk memaknai realitas, yang menghubungkan wacana media dengan opini publik.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, jurnal “PEMAHAMAN TEORITIK TEORI KONSTRUKSI SOSIAL” adalah sebuah karya ilmiah yang informatif dan kaya akan wawasan teoretis. Artikel ini berhasil menjelaskan konsep-konsep kunci dalam teori konstruksi sosial dan mengaitkannya secara efektif dengan peran media massa serta analisis framing.

Meskipun terdapat beberapa potensi kelemahan minor dalam hal struktur awal dan kebutuhan akan contoh konkret. Kekuatan utamanya terletak pada kedalaman teoretis dan relevansinya dalam memahami dinamika sosial dan media di dunia modern. Jurnal ini sangat direkomendasikan bagi mahasiswa, akademisi, dan praktisi di bidang sosiologi, komunikasi, dan studi media.***

Baca juga [Teori Marginal dalam Pendidikan: Konsep dan Penerapannya]

Ilustrasi gambar bisa mendapatkannya di PxHere

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *